Sabtu, 02 Juni 2012

Behind The Scene Of Camera




Gb. 1

 Kalian pasti sudah sangat mengenal dan akrab dengan benda di atas. Benda yang dikenal dengan nama kamera itu sudah banyak ditemui di lingkungan sekitar kita seperti di tempat wisata, di pesta pernikahan, dan di manapun. Meskipun kalian tidak memiliki kamera, tetapi setidaknya sudah pernah berhadapan dengannya saat kalian difoto.
Kamera merupakan alat optik yang digunakan manusia untuk mengabadikan suatu peristiwa atau kejadian menarik yang dialaminya. Tapi tahukah kalian bagaimana kamera itu bekerja sehingga menghasilkan gambar atau foto?
Pada dasarnya prinsip kerja kamera mirip dengan kerja mata kita. Mari perhatikan bagian-bagian kamera dan mata berikut ini :
Gb. 2
Gb. 3

Lensa pada kamera memiliki fungsi yang sama dengan lensa mata yaitu untuk membentuk bayangan pada film.
Aperture (celah diafragma) fungsinya sama dengan pupil mata yaitu untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam kamera.
Diafragma kamera memiliki fungsi yang sama dengan iris yakni untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk atau mengatur besar kecilnya aperture.
Film berfungsi untuk menangkap bayangan yang dibentuk oleh lensa, film pada kamera memiliki fungsi yang sama dengan retina pada mata kita. Perbedaannya terdapat pada cara memfokuskan bayangan. Lensa mata memiliki daya akomodasi untuk mencembung dan memipihkan lensa,  sedangkan pada kamera untuk dapat memfokuskan bayangan lensa harus diubah-ubah jaraknya. Tujuannya agar bayangan selalu jatuh tepat pada film sehingga gambar foto yang dihasilkan jelas dan tajam.
Fokus kamera diatur dengan menggerakkan lensa atau mengubah kedudukan lensa ke benda, sesuai dengan jarak benda yang akan difoto. Pada kamera sederhana untuk mengubah jarak lensa ke benda, pemakai harus berjalan mendekati atau menjauhi benda sampai didapatkan bayangan yang jelas. Hal ini berbeda dengan lensa modern, untuk mendapatkan bayangan yang jelas cukup dengan memutar cincin pengatur lensa atau range finder.
Cara kerja kamera secara umum yaitu, benda yang hendak difoto harus berada di depan lensa kamera. Ketika diafragma dibuka, cahaya yang melewati benda masuk melalui aperture (celah diafragma) menuju lensa mata. Intensitas cahaya yang masuk ke dalam kamera menentukan ketajaman foto yang dihasilkan. Apabila cahaya terlalu terang, aperture dibuka kecil. Sebaliknya jika cahaya redup, aperture dibuka lebar.  Kemudian lensa mata akan membentuk bayangan benda, agar bayangan benda jatuh tepat pada film dengan jelas maka letak lensa harus digeser-geser mendekati atau menjauhi film. Menggeser-geser lensa pada kamera, seperti mengatur jarak fokus lensa pada mata (akomodasi).
Gambar pembentukan bayangan pada kamera ditunjukkan pada Gb. 4 dimana bayangan yang terbentuk bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil.

Lintasan Berkas Cahaya pada Kamera

Gb. 4


Kamera memiliki persamaan yang sama dengan lensa cembung karena lensa yang digunakan pada kamera merupakan lensa cembung, yaitu :




Keterangan :
f = fokus lensa
s = jarak benda
s’ = jarak film
M = perbesaran bayangan
h = tinggi benda
h’ = tinggi bayangan pada film
           
KAMERA DIGITAL

Selain kamera konvensional di atas, terdapat kamera yang lebih mudah penggunaannya yakni kamera digital. Kamera digital ini lebih sering kita temui di lingkungan sekitar kita, selain penggunaannya yang mudah harganya juga relatif lebih murah. Kamera digital yaitu kamera yang dapat bekerja tanpa menggunakan film negatif sebagai gantinya adalah sensor. Kita dapat dengan mudah menangkap suatu objek dikarenakan kamera digital menggunakan sebuah layar LCD yang terpasang di belakang kamera. Dibalik teknologi canggih tersebut, tahukah kalian bagaimana prinsip dan cara kerja kamera digital? Yuk mari kita bahas, tapi mukanya gausah serius gitu :D
           
Jenis-jenis kamera digital
A.       Kamera Saku (Point and Shoot Camera)
Point and Shoot Camera merupakan kamera yang paling banyak digunakan. Selain mudah digunakan, dari segi harga juga relatif murah. Kamera ini dirancang untuk orang-orang yang kurang menyukai kontrol manual. Kamera ini mempunyai fasilitas yang menarik, antara lain :
1. Optical zoom
Yaitu fasilitas pembesaran gambar yang dilakukan dengan kombinasi reposisi lensa.
2. Digital zoom
Yaitu fasilitas pembesaran gambar yang dilakukan secara digital. Proses ini sebenarnya hanya berupa proses crooping dan pembesaran menggunakan software internal kamera. Zoom ini mengakibatkan gambar menjadi kabur (blur).
3. Resolusi sampai dengan 3,1 mega piksel
Media bidik bisa berupa lensa konvensional. LCD, atau merupakan kombinasi keduanya.
Terdapat satu fitur pada kamera saku yang sebaiknya kalian hindari pemakaiannya, yaitu digital zoom. Mau tau kenapa?
Saat kalian menggunakan optical zoom, komponen gelas optik di dalam lensa akan memperbesar ukuran objek baru kemudian hasil perbesaran dari lensa akan ditangkap oleh sensor kamera lalu direkam. Sebaliknya, digital zoom tidak benar-benar memperbesar ukuran objek, namun hanya melakukan pemotongan (cropping) area gambar disekitar objek dan “mengembangkan” ukuran foto dengan menggunakan interpolasi. Dengan cara seperti ini, foto akan kehilangan banyak detail. Jadi jika kalian menggunakan digital zoom maka hasil foto akan tampak tidak tajam atu cenderung blur. Jika dengan optical zoom objek yang kalian inginkan masih tampak terlalu kecil, maka berjalanlah mendekat ke objek baru bidiklah. Usahakan untuk memakai digital zoom jika benar-benar terpaksa, karena banyak sekali ruginya. Ini nih contoh hasil penggunaan digital zoom
                  Gambar Asli                                    Hasil Digital Zoom               
B.      Kamera Digital SLR (Single Lens Reflex)
   Resolusi terendah yang dimiliki kamera digital SLR (Single Lens Reflex) adalah 5,1 megapiksel. Sama halnya dengan kamera SLR analog, kamera digital SLR juga memiliki kualitas gambar terbaik karena menggunakan lensa optik dan sistem kontrol manual. Selain kontrol yang diberikan secara manual, kamera ini juga memiliki sistem kontrol otomatis yang dibantu oleh mikro prosesor yang cukup canggih. Kamera digital bertipe SLR ini, seperti halnya kamera SLR analog, juga menggunakan lensa yang bisa dilepas dan diganti dengan lensa berdiameter lebih besar atau lebih kecil sesuai kebutuhan. Selain itu, penempatan tombol dan fungsi dasar kedua kamera digital ini tidak banyak berbeda. Terdapat 2 hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan kamera digital SLR, yaitu lensa dan blitz.



Cara Kerja Kamera Digital
   1. Lensa menangkap gambar, kemudian diteruskan ke bagian panel penangkap gambar. Penangkap gambar atau biasa disebut sensor CCD (yang juga berfungsi sebagai view finder) mengirimkan gambar ke LCD. Sementara pada kamera DSLR, gambar juga dilewatkan ke cermin pantulan yang merefleksikan gambar ke jendela intip (eye finder).
   2. Gambar yang ditangkap oleh lensa, dilewatkan pada filter warna yang kemudian akan ditangkap oleh CCD atau sensor gambar. Jarak antara lensa dan sensor ini dikenal dengan istilah focal length. Jarak ini pula yang akan menjadi faktor pengali pada lensa.
   3. Tugas CCD adalah merubah sinyal analog (gambar yang ditangkap oleh lensa) menjadi sinyal listrik. Pada CCD ini terdapat jutaan titik sensor yang dikenal dengan pixel. Jadi istilah pixel atau megapixel pada kamera digital sebenarnya mengacu pada jumlah titik pada sensor ini. Semakin kecil sensor dan semakin banyak titik sensornya, maka akan semakin halus dan semakin tinggi resolusi gambar yang dihasilkan.
   4. Gambar yang ditangkap oleh sensor CCD diteruskan ke bagian pemroses gambar yang tugasnya memproses semua data dari sensor CCD menjadi data digital berupa file format gambar, serta melakukan proses kompresi sesuai format gambar yang dipilih (RAW, JPEG, dan sebagainya). Di bagian ini selain chipset yang berperan, software (firmware) dari kamera yang bersangkutan juga menentukan hasil akhir gambar. Kedua bagian inilah yang akan menentukan karakter dari kamera digital tersebut. Itulah sebabnya, setiap mereka kamera memiliki software dan chipset sendiri-sendiri pada kamera mereka.
   5. Proses yang terakhir adalah mengirimkan hasil file gambar dalam format yang dipilih ke bagian penyimpanan (storage) atau memory card. Biasanya, memory card berupa SD, CF dan sebagainya.

Itulah sedikit cerita di balik sebuah kamera. Sekarang sudah tau kan bagaimana cara kerja kamera yang sering kalian pakai untuk mengabadikan moment indah yang kalian alami ? :)


OLEH : EMA YULIASTUTI - I0311019 




Kacamata Untuk Penglihatan yang Lebih Baik

 




Pasti kalian sudah mengetahui kacamata itu apa dan bagaimana bentuknya. Coba tengok kanan atau kiri anda mungkin ada yang sedang menggunakan kacamata. Seperti yang kalian tau, kacamata merupakan alat yang digunakan untuk membantu kerja mata sebagai alat optik. Kacamata digunakan saat mata kita sudah tidak bisa lagi berfungsi secara normal atau mengalami kelainan. Kacamata terdiri dari lensa dengan kekutatan yang diatur untuk membantu agar bayangan bisa terbentuk tepat di retina kita. Untuk mengetahui tentang kacamata, kita mulai dengan mengetahui tentang titik dekat dan titk jauh manusia lalu kita klasifikasikan macam-macam kacamata yang cocok dipakai oleh mata berdasarkan kelainannya.
Titik dekat dan titik jauh
·         Titik dekat mata (Sn) atau Punctum Proximum (PP) adalah jarak terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata oleh mata dalam keadaan berakomodasi maksimum (lensa dalam keadaan paling tebal dan lebih cembung)
·         Titik jauh mata atau Punctum Remotum (PR), yaitu jarak terjauh yang masih dapat dilihat mata dalam keadaan tak berakomodasi (lensa dalam keadaan paling tipis dan lebih pipih)


Untuk mata normal, titik dekatnya yaitu sekitar 25cm dan titik jauhnya berada di titik tak hingga (~).
Kelainan beserta kacamata yang cocok untuk digunakan
1.    Myopi (rabun jauh)
  • Mata tidak mampu melihat objek yang jauh
  • Titik jauh penderita ini kurang dari titik jauh mata normal
  • Bayangan terbentuk di depan retina
  • Kacamata yang cocok bagi penderita yaitu kacamata berlensa negatif (cekung) 
  • Prinsip kerja lensa cekung yaitu membuat obyek yang berjarak tak berhingga (jarak titik jauh mata normal) dapat dibentuk bayangannya pada jarak terjauh yang dapat dilihat oleh seseorang yang rabun jauh (jarak titik jauh mata myopi)
    S =  ~ ,  S’ = - PR penderita


2.    Hypermetropi (rabun dekat)   
  •          Mata tidak mampu melihat objek dalam jarak dekat 
  •          Titik dekat penderita ini lebih besar dari titik dekat mata normal 
  •          Bayangan terbentuk di belakang retina 
  •          Kacamata yang cocok bagi penderita yaitu kacamata berlensa positif (cembung) 
  •       Prinsip lensa positif disini digunakan untuk memindahkan (memundurkan) obyek pada jarak baca normal menjadi bayangan di titik dekat mata tersebut sehingga mata dapat melihat objek dengan jelas. S =  25 cm ,  S’ = - PP penderita


3.    Presbiopi (rabun senja)
  • Mata tidak mampu melihat objek dalam jarak dekat maupun jarak jauh 
  • Titik dekat penderita ini lebih besar dari titik dekat mata normal dan titik jauhnya lebih jauh dari titik jauh mata normal 
  • Dikarenakan daya akomodasi lensa mata sudah berkurang 
  • Kacamata yang cocok bagi penderita yaitu kacamata bivokal yang berlensa positif (cembung) dan negatif (cekung)
4.    Astigmatisma 
  •       Mata tidak mampu melihat garis vertikal dan horizontal bersama-sama
  •       Kornea lebih melengkung ke satu arah sehingga berbentuk oval
  •     Sinar yang masuk ke mata sedikit menyebar sehingga bayangan tidak fokus pada retina.
  •       Kacamata yang cocok bagi penderita yaitu kacamata silinder
Fungsi kacamata dan lensa kontak bagi penderita kelianan mata yaitu untuk menambah atau mengurangi kekuatan fokus pada kornea dan lensa. Kekuatan yang diperlukan untuk memfokuskan bayangan secara langsung ke retina diukur dalam dioptri.





Sedikit Tapi Penting !!!!!
Apa anda pernah mengunjungi bisokop yang menyediakan film 3D atau anda pernah menonton melalui televisi anda ? Saat menyaksikan film 3D anda akan merasa objek bergerak keluar masuk layar dan seolah menuju ke arah anda. Sebenarnya objek itu tidak benar-benar keluar dari layar, melainkan hanya efek yang dihasilkan oleh kacamata 3D yang anda gunakan saat menonton film dan juga karena kemampuan sistem penglihatan binocular dari mata kita. Ayo kita cari tahu sistem kerja kacamata 3D yang sangat popular yaitu Kacamata berbeda warna Merah/hijau, atau merah/biru dan Kacamata Polarisasi. Tapi sebelumnya kita pahami dulu bagaimana sistem penglihatan binocular pada mata kita.
sistem binocular merupakan sistem mata yang membuat kita mudah menetukan seberapa jauh jarak objek tersebut secara akurat. Namun keakuratan perkiraan jarak akan menurun saat anda melihat dengan sebelah mata tertutup. Seperti yang kita tahu mata kita terpisah dengan jarak 2 inchi (5 cm). Dengan demikian setiap mata melihat objek dari perspektif yang sedikit berbeda, dan otak menggunakan perbedaan tersebut untuk menghitung jarak secara akurat. Otak memiliki kemampuan untuk mengkorelasikan dan memperkirakan posisi, jarak, bahkan kecepatan suatu benda melalui data yang diperoleh dari sistem binocular mata. Untuk menguji kemampuan binocular mata kita lakukan percobaan sederhana dibawah ini. Saya juga sudah mencoba dan mempu melihat perbedaannya . Ikuti langkah-lahkah ini : 
Fokuskan pandangan anda pada gambar sebuah mata di bawah ini. Lalu taruh ibu jari didepan hidung anda menghalangi pandangan. Pandangan tetap fokus pada gambar mata tadi. Maka anda akan melihat gambar mata tersebut berada diantara dua ibu jari. Dan jika fokus pandangan anda alihkan pada ibujari anda, maka ibujari anda berada di antara gambar dua mata. Jika hasil yang anda dapatkan seperti itu, maka sistem binocular anda masih berfungsi baik.
Selanjutnya ayo kita bahas tentang kacamata 3D. Dalam menonton film 3D, alasan kenapa anda memakai kacamata 3D adalah untuk mengumpan gambar yang berbeda pada mata. Layar sesungguhnya menampilkan dua gambar, dan kacamata menyebabkan satu gambar masuk ke satu mata, dan gambar lainnya masuk ke mata yang satunya. Terdapat dua sistem umum yang sering digunakan :        
A. Kacamata berbeda warna. Merah/hijau, atau   merah/biru
Sistem ini menggunakan kacamata berbeda warna. Merah/hijau atau yang lebih umum merah/biru. Pada film 3D, proyektor akan menampilkan dua jenis gambar sekaligus. Filter pada kacamata memperbolehkan hanya satu jenis gambar yang masuk ke tiap-tiap mata, kemudian otak akan menyelesaikan sisanya. Sistem kacamata berbeda warna ini mempunyai kelemahan. Warna pada film tidak terlihat dengan baik, sehingga kualitas gambar yang terlihat kurang begitu baik.



 B. Kacamata   Polarisasi
Metode yang digunakan adalah lensa polarisasi banyak digunakan karena menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik. Dua buah proyektor memproyeksikan dua respektif pada layar perak , masing-masing dengan polarisasi yang berbeda. Kacamata membuat hanya satu image yang masuk ke tiap-tiap mata karena terdapat lensa dengan polarisasi berbeda.



Sumber  :
http://medicastore.com/penyakit/852/Kelainan_Refraktif.html

POSTED BY :  Wahyu Puspitoningrum I0311036

MICROSCOPE


Pernahkah kalian mengamati bagaimana struktur dari sel? Dengan apakah kita bisa melihat struktur sel yang mikroskopis tersebut? Tentu saja kita tidak bisa melihat dengan mata telanjang saja, kita memerlukan alat bantu yang disebut MIKROSKOP. Mikroskop ditemukan oleh Antonie Van Leeuwenhock (1632-1723). Seperti yang kita ketahui Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah alat yang di gunakan untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya. Nah, di sini akan membahas lebih detail mengenai mikroskop.


1. JENIS – JENIS MIKROSKOP
Jenis mikroskop yang paling umum, dan yang pertama kali diciptakan, adalah mikroskop optis. Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler. Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan pelajar) dan mikroskop riset (mikroskop dark-field, fluoresens, fase kontras, Nomarski DIC, dan konfokal).


2. STRUKTUR MIKROSKOP



 


·           Bagian optik, yang terdiri dari lensa obyektif, lensa okuler dan kondensor.
Lensa obyektif
berfungsi guna pembentukan bayangan pertama dan menentukan struktur serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir serta berkemampuan untuk memperbesar bayangan obyek sehingga dapat memiliki nilai "apertura" yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
Lensa okuler
adalah lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif berkisar antara 4 hingga 25 kali.
Lensa kondensor
adalah lensa yang berfungsi guna mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan dilihat sehingga dengan pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal maka dua benda akan terlihat menjadi satu dan pembesarannya pun akan kurang optimal.
·        Bagian non-optik, yang terdiri dari tabung mikroskop, makrometer (pemutar kasar), micrometer (pemutar halus), Revolver, reflector, diafragma (pengatur cahaya), kondesor (pengumpul cahaya), meja  mikroskop (meja preparat), penjepit, sendi inklinasi (pengatur sudut), lengan dan kaki mikroskop.


3. PEMBESARAN

Pembesaran mikroskop adalah hasil kali pembesaran lensa objektif dan pembesaran lensa okuler, sehingga dirumuskan:


Karena lensa okuler mikroskop berfungsi seperti lup, pembesaran mikroskop dirumuskan sebagai berikut:
Pembesaran Mikroskop Pada Saat Mata Berakomodasi Maksimum

 

 

Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:

Pembesaran Mikroskop Pada Saat Mata Tidak Berakomodasi


Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:
Dengan ketentuan:











    4. SIFAT BAYANGAN
    Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar.
    Pembentukan bayangan mikroskop




    DAFTAR PUSTAKA


    Posted by : Anastasia P.S. I0311006

    LUP, Si Jeli Multifungsi

    oleh : ZAESAR PRASETYO - I0311040 - TEKNIK INDUSTRI UNS


    Ada yang tahu apa itu Lup??
    Sebuah nama yang memiliki arti sama dengan kaca pembesar ini digunakan untuk memperjelas pandangan mata terhadap suatu obyek dengan membuat besar/ memperbesar obyek tersebut.
    Lup ini memiliki lensa cembung (positif), sifat dari lensa cembung ini adalah mengumpulkan cahaya. Bayangan yang dibentuk oleh lup ini adalah maya, tegak, dan yang pasti diperbesar.
    Ada dua cara dalam menggunakan lup ini yaitu :

     Dengan cara pandang mata berakomodasi maksimum
    Mata berakomodasi maksimum itu merupakan cara memandang obyek dimana otot siliar bekerja maksimum untuk menekan lensa agar berbentuk secembung-cembungnya. Agar mata berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk harus tepat berada di titik dekat mata (si = sn = jarak titik dekat mata). Ada  kelemahan dan kelebihan dalam cara penggunaan lup dengan mata berakomodasi maksimum. Kekurangan/ kelemahannya adalah mata cepat lelah. Dan kelebihannya adalah bahwa dengan mata berakomodasi maksimum ini perbesaran yang diberikan itu sangat memuaskan, sehingga obyek yang semula kecil bisa terlihat dengan jelas.
    Pada mata berakomodasi maksimum
     

     

    Perbesaran sudut atau perbesaran angular

     
    Dimana :
     M = perbesaran sudut
    PP = titik dekat mata dalam meter
    f = Jarak fokus lup dalam meter

     
    Dengan cara pandang mata tidak berakomodasi
    Yaitu cara pandang obyek yang berlawanan dengan cara pandang mata berakomodasi maksimum dimana otot siliar disini tidak bekerja/rileks dan lensa mata berbentuk sepipih-pipihnya. Kelebihan dan kekurangannya pun juga berlawanan dengan cara pandang mata berakomodasi maksimum dimana dengan menggunakan cara pandang mata tidak berakomodasi ini tidak menyebabkan mata cepat lelah. Akan tetapi perbesaran yang diberikan dengan cara pandang ini kurang maksimal dibanding dengan cara pandang mata berakomodasi maksimum.

    • Si = -PR
    • S0 = f
                                                              

    Perbesaran sudut


    Tahukah Anda ??

    Lup yang merupakan alat optik yang digunakan untuk memperbesar obyek ini juga dapat membakar kertas dibawah terik matahari. 

     
    Mengapa bisa demikian?? Karena seperti yang diketahui bahwa lup itu terdiri dari lensa cembung yang merupakan lensa positif dimana lensa positif itu bekerja dengan mengumpulkan cahaya pada satu titik. Inilah yang menyebabkan sebuah kertas yang ditaruh dibawah lup pada kondisi dimana lup mendapatkan cahaya dari matahari dapat terbakar. Maka dari itu saat kita pergi bertamasya ataupun melakukan pendakian gunung, bawa saja alat ini sebagai alat yang dapat membantu Anda dalam beberapa hal, Anda dapat mengamati benda kecil dengan jelas yang Anda temui saat perjalanan, sekaligus Anda akan mendapatkan api yang menghangatkan tubuh Anda serta membuat bahan makanan yang Anda bawa bisa dimakan dengan enak dan tetap hangat hanya dengan membakar kertas dibawah terik matahari dengan benda ini (itupun kalau ada cahaya yaa… jangan mengharap saat cuaca sedang mendung (hujan) ataupun gelap dapat membuat api yang Anda inginkan dengan alat ini… OK!!!)


    Aplikasi Lup
                Lup digunakan oleh para tukang reparasi arloji dalam menjalankan pekerjaannya. Kemampuannya dalam membuat mata dapat melihat benda kecil menjadi lebih besar sepertinya telah diincar oleh para tukang reparasi arloji. Mereka ingin dapat dengan mudah membenahi arloji yang rusak dengan lancar, sehingga pekerjaan mudah terselesaikan dan akhirnya mendapatkan upah untuk pemenuhan kehidupan sehari-hari.
                Aplikasi yang terbaru dari kaca pembesar dengan lensa cembung yang bekerja mengumpulkan cahaya ini yaitu kompor energi matahari yang sesuai dengan konsep ramah lingkungan. Yang mana cahaya matahari dikumpulkan pada satu titik dengan lensa cembung. Pembiasan cahaya melalui lensa cembung ini digunakan sebagai energi panas  untuk memasak. Mekanisme yang dilakukan sesuai dengan pembakaran lup terhadap kertas yaitu memaparkan lensa cembung tersebut pada sinar matahari.
    Sesuai dengan berkembangnya zaman, banyak inovasi yang dilakukan yang salah satunya yaitu menyimpan energi panas matahari pada suatu media misalnya air dan menyalurkannya ke kompor sehingga pemasakan bisa dilakukan di dalam ruangan.


     WOW
    Benda yang bernama lain suryakanta ini pernah menjadi senjata andalan bagi tokoh kartun legendaris yang sangat digemari oleh semua kalangan. Yap, detective conan adalah judul kartun ini. Benda lup digunakan conan sang tokoh utama untuk melacak berbagai kasus yang terjadi sehingga dalam cerita kartun tersebut semua masalah yang berhubungan dengan kejahatan dapat terpecahkan oleh sang detektif Conan. Hebat kan??




    Sumbernya :  www.aktifisika.wordpress.com